Kamis, 25 September 2014

Angin Duduk_Jantung Koroner

Banyak orang mengartikan kematian mendadak, berikut kupasan yg Ana copas dari https://www.facebook.com/FamilyGuideIndonesia/photos/a.10150234881225891.358582.202547135890/10151639151600891/?type=1

Kemarin ada seorang teman dikantor yang meninggal di usia yang ke-31 dengan status single. Menurut dokter-dokter yang turut melayat, kemungkinan penyebabnya adalah angin duduk, karena pagi harinya dia masih masuk kantor, walaupun pada saat jam istirahat minta ijin pulang karena kepalanya pusing.

Kebetulan orang tersebut tidur sekamar dengan kakak perempuannya yang juga bekerja di kantor yang sama,dan masih sempat terbangun karena adiknya menanyakan minyak kayu putih sekitar setengah 12 malam, lalu paginya waktu dibangunkan pagi hari untuk berangkat ke kantor, ternyata sang adik sudah meninggal dengan posisi tidur dengan wajah sedikit menahan rasa sakit, dan kebiruan sekitar leher. Atas dasar itulah saya informasikan sedikit mengenai angin duduk atau nama kerennya Sindrom Jantung Koroner Akut.

Angin Duduk sama dengan Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dalam 15 menit sampai 30 menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal.Padahal, penderita, sebelumnya terlihat sehat-sehat saja.

Dunia kedokteran selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah baru penyakit jantung yang akrab d isebut angin duduk. Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA).

Teridentifikasinya istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso.SpPD, di Jakarta, pekan lalu. Menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yang berkembang di masyarakat selama ini. Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan pertama.

Jadi kata Teguh lagi, jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks. Segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan Gawat darurat jantung.

Ingat!!!. Tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama. Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.

Gejalanya:

Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti:

- Rasa ditekan
- Rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati.
- Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.

Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu,serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.

Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).

Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :

- Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
- sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
- Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
- Infeksi pada pembuluh darah. Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung.

Ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina.Namun kata Teguh,hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard).

Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.

“SSJKA ini memang mendadak.Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan”.Kata Teguh.

Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat. Solusi satu- satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supply oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis.

Di tempat terpisah, ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr. Santoso Karo-Karo MPH, SpJp mengungkapkan kondisi rumah sakit di Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah sakit terkesan lambat menangani pasien. Untuk itu ia menyarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi.

Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembeku darah)

Gangguan Mental si Kecil

Macam-macam gangguan mental dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis, berat dan faktor penyebabnya. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994).
Berikut gangguan kesehatan mental anak :
  1. Gangguan kebiasaan
    Gangguan kebiasaan mungkin suatu usaha yang dilakukan anak untuk mengalahkan stres. Beberapa gangguan kebiasaan yang paling sering terjadi diantaranya mengisap ibu jari, menggigit kuku, membenturkan kepala, menggigit atau memukul dirinya sendiri, menggoyangkan tubuh dan lain sebagainya. Semua anak yang mengalami gangguan kebiasaan akan menunjukkan perilaku repetitif, tetapi tergantung juga pada frekuensi dari kebiasaan itu. Sebagai contoh, anak kadang mengisap jempol yang merupakan fenomena pertumbuhan yang biasa, tapi jika terus berlanjut hingga usia tertentu, mungkin menjadi tanda peringatan terhadap gangguan kebiasaan.
  1. Gangguan psikologis
    Gangguan psikologis pada anak meliputi perubahan emosi, fungsi fisik, perilaku dan kinerja mental. Permasalahan gangguan psikologis tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaya pengasuhan, masalah keluarga, kurangnya perhatian, penyakit kronis atau cedera, dan rasa kehilangan atau perpisahan. Anak biasanya tidak langsung bereaksi ketika masalah terjadi, tetapi akan menunjukkan reaksi kemudian hari. Bimbingan yang tepat dapat membantu anak dapat mempersiapkan diri jika dihadapkan pada masalah yang sifatnya traumatis pada anak. Orang tua harus dapat memotivasi anak agar lebih ekspresif menghadapi ketakutan dan kecemasannya.
  1. Gangguan perilaku
    Perilaku tertentu adalah normal terjadi pada anak-anak pada usia dini, tetapi jika masih tetap berlanjut hingga kemudian hari mungkin mengundang intervensi. Gangguan perilaku pada anak dapat ditunjukkan seperti suka melampiaskan amarah karena frustrasi atau kesal terhadap suatu hal. Orangtua bisa mengontrol perilaku anak dengan menjauhkan anak dari hal-hal yang membuat anak bertindak demikian. Sementara perilaku anak yang mencuri atau berbohong mungkin umum pada tahap awal perkembangannya, pastikan kebiasaan tersebut tidak berlanjut.
  1. Gangguan tidur
    Masalah tidur termasuk jam tidur yang terlalu banyak atau terlalu sedikit pada anak. Gangguan saat tidur pada tahap petumbuhan mungkin memiliki efek yang merugikan pada kemampuan kognitif anak. Orang tua harus mendorong anak untuk tidur pada waktu yang teratur setiap harinya.
  1. Gangguan kecemasan
    Kecemasan dan ketakutan normal terjadi pada anak dalam masa perkembangan, tetapi jika terus berlanjut dalam waktu yang lama, mungkin akan melumpuhkan kondisi sosial anak. Gangguan kecemasan dapat dikelola dengan cara mengobati kondisi kejiwaan anak seperti terapi keluarga.
AYO JAGA BAIK2 MENTAL SI KECIL :)